Selasa, 30 Januari 2018

Resume untuk fresh graduate

Setelah membantu merevisi banyak resume dari mahasiswa yang baru lulus dan sedang dalam proses mencari pekerjaan, saya melihat beberapa hal yang sekiranya perlu untuk ditampilkan pada resume setiap fresh graduate untuk menarik perhatian pemberi pekerjaan

Memaparkan target karier, saya pikir bagian ini perlu dicantumkan di resume setiap fresh graduate karena sebagai fresh graduate anda belum memiliki pengalaman kerja yang bisa diceritakan kepada pemberi kerja. Salah satu cara termudah untuk mengenal anda, adalah dengan mengetahui target karier anda. Dengan mengetahui target karier, pemberi kerja akan lebih mudah dalam melihat kesesuaian kondisi anda dengan lowongan yang tersedia di perusahaan saat ini.

Fokus pada pencapaian akademis, pencapaian akademis harus menjadi fokus pada resume fresh graduate, karena sejarah pencapaian anda dalam bidang akademis dapat dijadikan sebagai alat prediksi kinerja anda di tempat bekerja.Meskipun tidak selalu yang berprestasi akademis juga akan berprestasi dalam dunia kerja, tetapi setidaknya dapat menjadi pegangan pemberi kerja dalam menilai anda.

Gunakan kekuatan reference, mintalah referensi dari dosen atau senior yang telah memberikan bimbingan akademis  selama perkuliahan. Kekuatan referensi akan menjadi sangat berarti bila anda bekerja dalam suatu jaringan yang cukup besar.

Tuliskan kegiatan ekstrakulikuler anda di kampus, bila pencapaian akademis menunjukkan kemampuan intelektual anda secara umum, maka kegiatan ekstrakulikuler dapat digunakan untuk melihat luasnya minat dan pergaulan anda selama di kampus. Karena itu saya selalu sarankan mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler yang positip asalkan tidak mengganggu kuliah mereka. Kegiatan ekstrakulikuler akan mempertajam ketrampilan anda dalam hidup bersosialisasi di tengah2x masyarakat.

Gunakan resume format online untuk mempersingkat waktu penulisan dan menjaga kualitas tulisan anda.

Itulah sekilas pandang tentang membuat resume untuk fresh graduate. (IHW)

Kamis, 18 Januari 2018

Bagaimana cara mencari lowongan kerja?

Banyak mahasiswa terutama semester terakhir yang sering bertanya-tanya bagaimana caranya mencari lowongan kerja, karena inilah kali pertama mereka harus mandiri untuk menentukan kemana mereka akan bekerja atau berkehidupan sebagai seorang profesional.

Sebetulnya lowongan kerja dapat dicari dengan beberapa cara, misalnya

1.Informasi orang dalam, hal umum apabila perusahaan mau merekruit tenaga kerja baru maka sebelum mereka mencari dari luar, biasanya mereka mencari dari sumber di dalam dulu. HRD biasanya akan mengumumkan lowongan pada karyawan di perusahaan bersangkutan, dengan tujuan agar mereka mau mengajak saudara, rekan atau almamater mereka untuk bekerja di perusahaan ybs. Makanya jangan sungkan - sungkan untuk kontak saudara atau rekan anda yang sudah terlebih dahulu bekerja di sebuah perusahaan yang baik. Siapa tahu ada lowongan untuk anda di sana.

2.Lowongan dari koran, koran seperti kompas atau suara pembaharuan, dll biasanya akan mencantumkan lowongan kerja terutama pada hari-hari tertentu seperti Sabtu dan Minggu. Makanya rajin beli dan baca koran, kalau tidak mau ketinggalan kesempatan untuk mengisi lowongan kerja di perusahaan-perusahaan yang baik.

3.Online Jobsearch, sekarang banyak online job search engine yang memberikan info terbaru terkait lowongan pekerjaan dari berbagai negara (termasuk tentunya indonesia). Salah satu yang saya anggap terbaik adalah Indeed, anda dapat mengakses job search engine ini melalui blog saya letaknya  adalah di kiri atas dari halaman blog. Silahkan mencoba sendiri.

4.Head Hunters, untuk anda yang sudah memiliki pengalaman kerja dan sudah berada pada posisi managerial keatas bisa menggunakan jasa head hunters. Head hunters akan mempertemukan anda sebagai pecari kerja dengan perusahaan yang sedang mencari profesional untuk mengisi posisi di perusahaannya.

5.Kampus, biasanya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga freshman juga akan mendatangi kampus - kampus untuk melakukan rekruitmen secara langsung di kampus. Itulah yang disebut On-Campus Recruitment.

Itulah beberapa sumber untuk mencari lowongan kerja pada saat nanti anda lulus dari bangku kuliah. (IHW)

Selasa, 16 Januari 2018

Beda Magang, Part-time, Freelance dan Temporary Job

Akhir-akhir ini banyak mahasiswa saya yang bertanya tentang bedanya kerja magang (internship), kerja paruh waktu (part-time), kerja freelance dan kerja temporary. Mungkin karena banyak dari mereka yang sedang coba-coba mencari kerjaan sampingan ketika sedang tidak ada kelas atau mau mengikuti program kerja magang yang diwajibkan oleh universitas.

Beberapa perbedaannya adalah sbb

Kerja magang (internship), biasanya adalah pelatihan kerja yang dikoordinasi oleh pihak kampus sebagai salah satu prasyarat kelulusan mahasiswa yang bersangkutan. Lamanya kerja magang biasanya diatur oleh pihak kampus (ada yang 1 bulan,3 bulan, bahkan sampai 6 bulan). Mahasiswa yang melakukan pekerjaan magang ada yang mendapatkan bayaran tetapi ada juga yang tidak dibayar (karena dianggap sebagai program sosial perusahaan yang memberikan kesempatan magang). Biasanya bila tidak mendapatkan bayaran sebagai penggantinya maka mahasiswa yang bersangkutan akan diberikan uang transport atau uang makan.

Kerja freelance, adalah kerja yang bersifat flexi. Biasanya pekerjaan yang dilakukannya adalah dalam bentuk project. Oleh karena itu biasanya para freelancer adalah orang yang sudah memiliki keahlian tertentu untuk dapat bekerja mandiri dengan tenggat waktu yang ketat. Jam kerja pekerja freelance tidak ditentukan seperti pekerja kantoran yang harus bekerja 8 jam sehari selama 5 hari dalam 1 minggunya. Begitu pula pekerja freelance tidak harus setiap hari datang ke kantor, karena pekerjaan nya bisa dilakukan dimana saja termasuk dari rumah (tetapi tentunya dengan persetujuan dari pemberi kerja). Dewasa ini industry kreatif adalah yang paling banyak memberikan peluang bagi para freelancer.

Kerja part-time, kerja part-time dibedakan dengan kerja full-time berdasarkan jam kerjanya per minggu. Pekerja part-time tidak perlu hadir 40 jam per minggu seperti pekerja full-time. Biasanya pekerja part-time banyak digunakan untuk bidang tugas yang membutuhkan shift, misalnya sebagai waitress, telemarketing, photographer, operator mesin, driver, dsb. Atau untuk para pekerja profesional yang ingin memiliki kerja sampingan dalam profesinya seperti dokter atau dosen.

Kerja temporary, sifatnya adalah kontrak jangka pendek (biasanya kurang dari 1 tahun). Mirip dengan pekerja freelance, bedanya pekerja temporary memiliki jam kerja yang sama dengan pekerja full-time di tempat dia dipekerjakan. Hanya saja pekerja temporary dibatasi masa kerjanya berdasarkan kontrak. Setelah habis kontrak, bila pemberi kerja masih membutuhkan tenaganya maka kontrak dapat diperpanjang. Banyak NGO (Non Profit Organization) membuka lowongan untuk pekerja-pekerja temporary.

Nah itulah perbedaan antara kerja magang, kerja freelance, kerja part-time dan kerja temporary. (IHW)


Senin, 15 Januari 2018

Volunteer Program

Pengumuman

Telah dibuka Volunteer Program for 18th Asian Games, Jakarta-Palembang 2018
Pendaftaran Volunteer akan dibuka kembali pada tanggal 18 January 2018

Bagi yang berminat silahkan klik tautan di bawah ini

Volunteer Program for 18th Asian Games, Jakarta-Palembang 2018

Dibutuhkan 13.000 tenaga Volunteer untuk 18th Asian Games 2018 di Jakarta Palembang
(18 Agustus 2018 s/d 2 September 2018)

Dibutuhkan 2.000 tenaga Volunteer untuk Test Event Prior to 18 Asian Games 2018 di Jakarta
(10 February 2018 s/d 24 February 2018)

(IHW)

Jumat, 12 Januari 2018

Kemana setelah lulus kuliah?

Kemarin sehabis mengajar, saya sempat ngopi darat dengan beberapa mahasiswa. Beberapa dari mereka menanyakan kepada saya tentang kelanjutan setelah lulus dari universitas. Kebanyakan dari mereka menanyakan apakah yang disebut karier itu harus selalu dalam bentuk bekerja pada orang lain di sebuah perusahaan.

Diantara mereka ada yang pernah membaca buku yang cukup terkenal tentang karier. Kalau tidak salah buku itu menyatakan ada 3 jenis pekerjaan yang bisa dilakukan setelah lulus kuliah, bekerja sebagai profesional di sebuah perusahaan, menjadi entrepreneur, atau menjadi investor.

Menurut pendapat saya baik sebagai profesional, entrepreneur maupun investor adalah sama-sama pilihan karier. Ke tiganya menuntut basic skill untuk memulai dan juga komitmen untuk dapat berkembang di bidangnya masing-masing. Itulah yang disebut karier, pertumbuhan dalam pekerjaan kita ke level yang lebih tinggi.

Beda antara ketiganya adalah sebagai berikut;

Profesional, adalah seorang yang bekerja di sebuah perusahaan berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Seorang disebut profesional bila dia dapat menjadi problem solver di bidangnya sesuai dengan standar yang berlaku, dan oleh karenanya orang itu akan menerima upah sesuai dengan apa yang dihasilkannya untuk perusahaan.

Entrepreneur, adalah seseorang yang bekerja mandiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses tidak cukup hanya memiliki modal saja, terlebih lagi seorang entrepreneur harus memiliki visi yang jelas dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi tersebut. Tidak semua orang terpanggil untuk menjadi entrepreneur, karena dibutuhkan kualitas kepemimpinan dalam hal ini.

Investor, sama seperti dengan entrepreneur maka seorang investor juga membutuhkan visi yang jelas ke depan dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi tersebut, jadi bukan persoalan modal saja. Bedanya dengan entrepreneur adalah seorang investor tidak membangun system sendiri misalnya dengan membangun perusahaan sendiri. Seorang investor lebih memilih untuk "menitipkan" dananya pada suatu system yang dianggap dapat menghasilkan imbal balik untuk dana yang dititipkan disana.

Demikianlah perbedaan antara profesional, entrepreneur dan investor. (IHW)

Apakah career path itu?

Beberapa waktu belakangan ini banyak mahasiswa saya menanyakan tentang career path, kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa-mahasiswa semester atas yang sebentar lagi akan mengambil tugas akhir mereka.

Kelihatannya mereka mulai bingung ketika pada akhirnya harus meninggalkan dunia kampus dan mulai memasuki dunia kerja.

Terus terang saya juga bukan seorang ahli di dalam bidang ini, terapi karena banyak mahasiswa saya yang bertanya tentang hal itu di luar kelas, maka saya coba menjawabnya melalui blog ini sesuai dengan pengetahuan saya selama 20 tahun lebih bekerja baik di bidang akademis maupun di bidang industri.

Career Path

Career path atau bila kata itu di Indonesia kan bisa menjadi jalur karier (saya akan gunakan kata ini dalam tulisan saya), menurut pengalaman saya selama bekerja dilapangan dipadukan dengan buku-buku referensi berkaitan dengan pengembangan karier yang pernah saya baca maka jalur karier adalah perkembangan posisi kita di dalam dunia kerja.

Perkembangan posisi ini secara tradisional menyiratkan pertumbuhan vertikal atau kemajuan ke posisi di tingkat yang lebih tinggi lagi, tetapi sebenarnya jalur karier ini tidak harus selalu secara vertikal di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jalur karier ini juga dapat berupa pergerakan lateral yang merambah ke organisasi atau perusahaan lain dalam satu industri ataupun yang berbeda industri.

Jadi tidak harus seseorang masuk dalam suatu perusahaan lalu dia akan meniti karier disana, mulai dari staff terus supervisor dan naik lagi jadi manager, dst. Tetapi bisa juga dalam artian orang yang bersangkutan bekerja sebagai dosen di satu PT kemudian dengan keahliannya dia juga bisa berkembang menjadi seorang peneliti di institusi yang berbeda.

Rata-rata orang mengubah pekerjaan mereka sekitar 5 sampai 10 kali dalam kurun perjalan karier mereka, baik dalam industri sejenis atau pada industri yang berbeda. Bahkan ada orang yang mengubah total jalur kariernya baik karena kebutuhan ataupun karena kehendaknya sendiri. Itu semua tetap masuk dalam jalur karier seseorang, selama orang tersebut masih bekerja dalam suatu system.

(IHW)